Karen’s Diner udah cukup membuat masyarakat Indonesia terheran-heran dengan cara pelayanannya. Karena ini berbanding terbalik dengan apa yang kita tahu seperti biasa. Dimana para pelayan restoran harusnya bersikap sangat sopan, ramah, dan profesional dalam melayani pelanggan. Namun tidak di Karen’s Diner! Sebelum masuk untuk menyantap makanan lezat mereka, kita sudah di hantui perasaan yang deg-deg an. Karena berkunjung ke Karen’s Diner juga sekalian melatih mental kita hehe.
Kita harus siap di perlakukan jauh dari kata ramah. Contoh kejudesan pelayan saat menunggu kita memesan makanan, melempar makanan ke meja, bahkan tidak jarang mereka tiba tiba duduk di meja kita. Sungguh pengalaman yang sangat berbeda sekali.

Tapi hal ini lah yang menjadikan Karen’s Diner sebagai restoran yang unik. Balik lagi, terlepas dari sentimen negatif atau positif, Karen’s Diner berhasil menunjukan kehebatan mereka dalam menciptakan konsep yang unik. Alhasil, banyak orang belum pernah berkunjung ke sana, namun sudah banyak sekali yang mengetahui Karen’s Diner.
Apakah ini di bikin tanpa sengaja? tentu saja tidak! Ini lah beberapa insights MAHAL di balik strategi Karen’s Diner.
1. “WORD OF MOUTH” Mendapatkan promosi gratis
Sebelum mengetahui Karen’s Diner, kita sepakat bahwa saat ini sudah banyak bermunculan jenis bisnis makanan. Baik yang dari kesamaan industri, produk, bahkan strategi marketing. Kita bisa melihat itu dari konten-konten mereka di sosial media. Hal ini membuat kita sebagai audience di bombardir ratusan hingga ribuan informasi setiap harinya. Di Instagram, Tik Tok, Youtube, dan lainnya.
Ini menjadi tantangan sendiri untuk para pebisnis yang baru saja ingin menjalankan brand. Kita di paksa untuk memutar otak agar tetap bisa muncul di tengah keramaian yang terjadi.
Contohnya, ketika kita ingin mencari toko makanan Ayam Geprek, maka kurang dari 10 detik kita sudah mendapatkan minimal 5 rekomendasi tempat. Lalu kita mulai mencari tahu satu per satu, harga nya, review nya, lokasi nya. Lalu bagaimana dengan toko Ayam Geprek lainnya? Bagaimana mereka bisa memastikan bahwa brand mereka sudah di ketahui banyak orang. Sehingga brand mereka bisa menjadi top of mind di benak orang-orang ketika ingin makan Ayam Geprek.
Ini lah kompetisi yang kita sedang bicarakan. Dan Karen’s Diner, berhasil menemukan strategi brand dan marketing yang unik. Yaitu biasa di sebut dengan Opposite Effect (Efek Sebaliknya).
Mereka menghancurkan ekspektasi pelanggan ketika sudah mempercayai bahwa pelayanan itu harus baik. Sehingga Karen’s Diner dengan sendirinya di bicarakan banyak orang. Mendapatkan promosi gratis dari setiap orang yang kesana, pengguna sosial media yang ikut membagikan di sosial media, hingga para influencer dan artis.

Dari sisi content dan strategi marketing ini sangat menguntungkan. Bayangkan untuk menjangkau calon pelanggan tidak sedikit uang yang harus di keluarkan. Namun Karen’s Diner, bisa mendapatkan eksposure itu secara gratis! Tinggal bagaimana menyajikan produk yang lezat.
Ini menjadi satu pengalaman baru untuk orang-orang ketika ingin datang ke restoran.
Sekarang kita mulai berfikir kan bagaimana bisa mendapatkan ide seperti itu? Kalau iya, yuk kita mulai bedah bersama. Ini yang di namakan “WHAT IF” dalam penciptaan inovasi untuk bisnis, brand, produk, dan marketing.
2. “WHAT IF” Pertanyaan sederhana untuk menciptakan inovasi
Dalam pencarian ide kreatif kita secara tidak sadar terpaku dalam sebuah fungsi yang pasaran. Kita berfikir bahwa gelas untuk minum, palu untuk memukul, mobil memiliki 4 roda, dan sebagainya. Ayo kita coba sedikit lebih kritis dalam berfikir. Kenapa mobil kita percaya roda nya harus 4? Apakah itu keharusan? Sepertinya bukan kan? Itu karena dari kecil kita sudah terbiasa melihat bahwa mobil memiliki roda 4. Tapi pernah tidak kita bertanya? “WHAT IF” Bagaimana jika mobil hanya memiliki tiga roda? Apakah tetap bisa di gunakan sesuai fungsi nya? apakah akan merubah persepsinya sebagai mobil?
Atau, Kita sudah terbiasa menganggap bahwa yang namanya TV itu harus memiliki remote control. Tapi “WHAT IF” (Bagaimana jika) ada TV yang tidak memiliki remote? Maka apa yang akan tecipta? mungkin saja remote control di ganti dengan perintah suara.
Hal-hal seperti ini lah yang terjadi di Karen’s Diner. “WHAT IF” Ketika ada sebuah restoran dengan sengaja memiliki pelayanan yang tidak profesional dan buruk? Maka terciptalah Karen’s Diner yang seperti kita kenal sekarang.
Hasilnya? bisa kita nilai sendiri kan.
BACA JUGA : PERBEDAAN CONTENT STRATEGY DAN CONTENT MARKETING YANG WAJIB KITA KETAHUI
SUMMARY
Jadi ketika ingin keluar dari kompetisi pasar, entah itu terkait bisnis, marketing, atau pun kamu yang ingin jadi content creator, bisa fokus untuk menciptakan perbedaan. Agar kita bisa muncul dengan keunikan dan karakter yang kuat. Sehingga bisa gampang dikenali dan gampang diingat.
Jangan terpaku dengan hal yang sudah biasa. Gunakanlah “WHAT IF” untuk keluar dari batasan-batasan untuk bisa berimajinasi. Memang tidak mudah, namun ketika kita berhasil maka akan menciptakan satu ide yang sangat cemerlang.
Semoga konten ini bermanfaat! Jangan lupa bagikan ke teman-teman kamu juga biar sama sama #JAGOngeBRAND